Pagi itu langit di ujung timur kota terasa seperti menahan napas. Aku naik kereta yang berderit pelan sepanjang jalur dekat sawah, menatap jendela yang selalu berkedip karena debu halus dari tanah bengkel. Festival Musik Cerita Budaya yang kutuju bukan sekadar rangkaian panggung; ia seperti jembatan antara cerita lama dan ritme kota hari ini. Aku membawa gitar kecil, satu botol air, dan buku catatan yang penuh coretan lagu yang menunggu ditembakkan ke udara lewat chorus tanpa suara. Perjalanan ini terasa seperti membuka pintu rumah kawan lama yang jarang kita kunjungi.
Sesampainya di desa kecil yang jadi panggung utama festival, aku langsung dirayapi aroma kopi panggang, sate pedas, dan kayu bakar yang melelehkan sunyi sore. Jalanan dipenuhi tergelincirnya lembaran kain daur ulang, spanduk bertuliskan nama-nama komunitas, dan anak-anak yang bermain layangan di antara tenda-tenda berwarna cerah. Aku bertemu seorang penampil jalanan yang menawar aku menimbang alat musiknya lebih berat daripada langkah kaki. Ia bilang, “Setiap festival butuh pendengar baru,” dan kata-kata sederhana itu membuatku merasa aku bagian dari cerita besar yang sedang dimulai.
Senja di festival itu menggulung panggung utama dengan musik yang menabuh rasa ingin tahu. Ada gabungan antara gamelan tradisional yang lembut dengan gitar akustik yang menonjolkan harmoni modern, dan di ujung lain ada suara vokal pribumi yang menembus langit, seakan-akan mengajak kita menari sambil mendengar cerita tentang leluhur mereka. Aku menuliskan catatan kecil: bagaimana ritme drum di satu segmen bisa membentuk alur cerita, bagaimana jet suara alat angin menyatu dengan harmonika di segmen berikutnya. Festival ini seperti perpustakaan yang mengeluarkan musik dari setiap raknya, dan kita para pengunjung menjadi penjilid yang menafsirkan tiap bab dengan telinga dan hati.
Saat aku menelusuri festival, aku melihat bagaimana budaya lokal dihidupkan lewat gerak tarian sederhana di sela-sela penampilan. Seorang guru tari muda mengajarkan langkah-langkah dasar kepada anak-anak yang menyesap es krim sambil menatap panggung. Ada juga para pengrajin kain yang menjelaskan motif tradisional kepada turis yang penasaran. Rasanya setiap detik di sana menumbuhkan rasa hormat pada asal-usul, tanpa mengorbankan rasa ingin tahu tentang bagaimana kita, sebagai musisi pelancong, bisa membawa cerita-cerita itu ke panggung kita sendiri. Aku sering teringat satu hal kecil yang kutemukan di beberapa blog perjalanan: rasa ingin tahu adalah alat paling penting ketika kita menapaki destinasi baru. Inilah sebabnya aku sering membuka referensi seperti musicandwanderlust untuk melihat bagaimana musisi lain membangun jembatan antara tempat dan lagu.
Kalau kau datang sebagai musisi, tidak cukup hanya membawa alat musik. Aku belajar beberapa hal yang terasa seperti manifesto kecil untuk perjalanan berikutnya. Pertama, persiapkan transportasi alat dengan rapi. Gunakan case yang kukuh, labelkan kabel dengan rapi, dan siapkan strap cadangan. Kedua, siapkan power bank besar plus adaptor universal. Banyak panggung sederhana ternyata tidak punya arus listrik sepanjang malam kecuali jika kita pandai menambah stok energi pribadi untuk soundcheck yang panjang. Ketiga, rencanakan jam pertunjukan: datang lebih awal untuk soundcheck, lalu sisakan waktu buat jelajah festival agar tidak kehilangan momen menarik di antara tenda kuliner dan workshop budaya. Aku suka menyusun rencana harian dengan tiga fokus—musik, budaya, dan jeda untuk napas—supaya tidak kelelahan.
Kemudian, soal akomodasi dan etika lokal. Aku biasanya memilih tinggal di homestay atau guesthouse yang dekat lokasi festival. Berinteraksi dengan keluarga tuan rumah memberi aku sudut pandang baru tentang bagaimana musik dan cerita budaya beredar di komunitas mereka. Mereka bercerita tentang festival berikutnya, bagaimana anak-anak belajar berbahasa lewat lagu tradisional, dan bagaimana mereka menjaga tradisi agar tetap relevan bagi generasi muda. Makanan lokal jadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman: satu mangkuk kuah santan hangat di malam festival bisa mengubah suasana hati, membuat aku lebih tenang, lebih fokus. Dan soal keselamatan, selalu simpan dompet, ponsel, dan tiket dengan dua tempat berbeda. Dunia festival bisa penuh kejutan, tapi kita bisa menghadapinya dengan persiapan sederhana.
Di ujung malam, aku duduk di atas kursi plastik yang terasa terlalu besar untuk tubuh kecilku, menatap senyum orang-orang yang baru kutemui. Ada seorang penampil tamu yang maku menanyakan apakah lagu-lagu yang kubawa bisa dipakai sebagai soundtrack untuk karya kolaborasi mereka. Kami berbincang tentang bagaimana kita menyalurkan cerita menjadi lagu tanpa mengorbankan keaslian budaya. Obrolan santai itu membawa ketenangan: kita semua di sini untuk saling mengisi, bukan untuk saling mengukur. Ketika lampu panggung redup, aku menyadari bahwa perjalanan musik adalah perjalanan manusia. Luka kecil di kaki karena berjalan kaki berulang-ulang sepanjang festival, tanya jawab yang menumpuk, semua itu justru membuat lagu-lagu baru lahir tanpa rencana. Dan aku tahu, besok aku akan kembali, dengan gitar yang lebih siap, dengan cerita yang lebih banyak, dan telinga yang lebih peka terhadap bahasa yang tersirat di setiap hentakan drum.
Festival ini meninggalkan bekas lembut di dada: bahwa budaya bukan destinasi yang kita lihat lalu lewat, melainkan lagu yang kita bantu tulis bersama. Jika kau sedang merencanakan perjalanan serupa, ingatlah bahwa perjalanan semacam ini bukan hanya tentang melihat panggung besar atau menatap lampu-lampu kota; ia tentang menegaskan hubungan kita dengan tempat itu, orang-orang di sana, dan dengan diri kita sendiri sebagai musisi yang terus mencari ritme baru. Ajak teman, catat detail kecil, dan biarkan setiap langkah membentuk cerita yang bisa kau bagikan nanti. Karena pada akhirnya, kita semua adalah cerita yang berjalan—dengan musik sebagai naratornya.
Ketika Gerbang Festival Menyapa: Cerita Serius tentang Perjalanan Pagi itu suara kereta miring di rel,…
Apa Yang Kamu Cari di Festival Musik? Perjalanan ini dimulai dari kereta pagi yang berderak…
Bagi para penggemar permainan angka, pengeluaran hk sudah menjadi bagian penting dari rutinitas harian. Banyak…
Cerita Perjalanan Festival Musik: Tips Destinasi Musisi dan Perjalanan Budaya Aku selalu suka festival musik…
Perjalanan Dimulai di Kota Pelabuhan: Festival Musik Pertama Besok aku akan menulis lagi, tapi sekarang…
Langkah pertama selalu dimulai dari cerita kecil sebelum festival musik itu benar-benar dimulai. Gue naik…